Minggu, 12 Februari 2012

MANFAAT MIND MAP


Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan pada akhir tahun 60-an telah muncul sebagai jawaban yang paling ampuh untuk menjawab tantangan pada Era Kecerdasan (The Age of Intelligence). Bahkan Bill Gates mengatakan bahwa Mind Map merupakan The Thinking Tool for 21st Century.

Sedemikian pentingnya, maka saat ini berbagai organisasi pendidikan telah mengadopsi metode Mind Map sebagai Thinking Tool yang menggunakan semua kemampuan yang dimiliki oleh otak kiri dan otak kanan secara simultan – Whole Brain bagi seluruh siswanya mulai dari Pre-school hingga Kelas Eksekutif MBA.

Metode Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan ini juga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap langkah organisasi. Mind Map yang mendasarkan pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu Radiant Thinking, Key Words dan Whole Brain memungkinkan seseorang berpikir secara free-flow, kritis dan kreatif sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam aktifitas dalam organisasi seperti : perencanaan(Planning), Note Taking/Making, pemecahan masalah (Problem Solving), Report Writing, curah-gagasan (Critical & Creative Thinking), Memorizing, presentasi (Presenting), and Revision.

Mind Map merupakan bentuk catatan yang bersifat grafikal yang memiliki struktur radian dimana dari sebuah pusat yang merupakan topik atau gagasan akan memancar berbagai informasi yang terkait ke segala arah dalam bentuk cabang-cabang utama yang disebut Basic Ordering Ideas – BOI. Di setiap cabang utama ada cabang-cabang yang merupakan sub-gagasan yang akan mengeksplorasi gagasan tersebut secara lebih mendalam. Pada setiap cabang terdapat pula sub-cabang yang secara terus menerus mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam lagi. Dengan demikian, Mind Map memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan mendalam yang tidak dimiliki oleh pencatatan linier.

Mind Map membantu kita untuk menghemat waktu dalam membuat catatan. Ini terjadi karena Mind Map hanya menggunakan kata-kata yang mengandung informasi yang diperlukan untuk memahami suatu teks (naskah). Kata-kata tersebut yang kemudian kita kenal sebagai Key Words yang terdiri dari kata benda (Noun) dan kata kerja (Verb) serta sesekali kata sifat (Adjective) dan kata keterangan (Adverb). Umumnya, dalam suatu teks (naskah) jumlah kata-kata kunci ini hanya sekitar 10 – 20% dari seluruh kata yang ada. Sisanya yang 80 – 90% hanya berfungsi sebagai kata-kata penghubung dan pelengkap untuk membentuk kalimat.

Pencatatan linier yang kita kenal hingga saat ini ternyata hanya terdiri dari kata dan angka. Ini sangat berbeda dengan Mind Map yang terdiri dari simbol, gambar, warna dan kode disamping kata dan angka karena Mind Map memanfaatkan kedua belah otak yaitu otak kiri dan otak kanan – Whole Brain Note. Dengan adanya berbagai fungsi dari kedua belah otak tersebut maka proses untuk mengingat (remembering) dan memanggil kembali (recalling) akan jauh lebih mudah.

Keunggulan Mind Map dibandingkan pencatatan linier inilah yang akan membantu mengaktifkan otak, fokus kepada pokok bahasan, menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran keseluruhan yang jelas dan terperinci mengenai suatu pokok bahasan serta dapat pula untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang akan membantu kita untuk mengalihkan suatu informasi dari ingatan jangka pendek (Short Term Memory) ke ingatan jangka panjang (Long Term Memory).

Keunggulan-keunggulan metode Mind Map tersebut telah dimanfaatkan oleh dunia pendidikan dalam membantu guru-guru mempersiapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas. Manfaat tersebut antara lain :

· Menghemat waktu persiapan bahan pelajaran
Mempersiapkan bahan pelajaran dalam bentuk Mind Map akan jauh lebih cepat dari pada menuliskannya serta memberi kemungkinan pengajar dan peserta ajar (siswa) dapat mengamati subyek sepanjang waktu.

· Memudahkan perbaikan bahan pelajaran
Bahan pelajaran dalam bentuk Mind Map juga mudah untuk diperbaiki dari waktu ke waktu tanpa mengubah struktur dari bahan yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, guru dapat melakukan tinjauan ulang secara keseluruhan dengan singkat dan cepat sebelum mulai mengajarkan suatu topik (materi) secara lebih detail. Oleh karenanya, Mind Map akan memicu perkembangan dari materi yang diajarkan dari tahun ke tahun karena berkembangnya pengetahuan dari pengajar.

· Memudahkan pengorganisasian bahan pelajaran
Bahan pelajaran yang banyak dan sangat padat dapat dengan mudah diorganisasikan dengan mengurangi volume fisik dari catatan karena Mind Map hanya memuat kata-kata kuncinya saja.

· Menyelaraskan penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia
Sebagai panduan untuk mengajar, Mind Map dapat membantu pengajar untuk mempertahankan keseimbangan antara spontanitas dalam berbicara dan mempresentasikan materi yang jelas dan terstruktur dengan baik. Di samping itu, Mind Map juga memungkinkan pengajar untuk mengendalikan waktu dengan akurat selama mengajar sehingga tidak akan pernah mengalami masalah kekurangan waktu yang sering dialami sebelumnya.

· Membantu pemahaman siswa secara lebih mendalam
Berbeda dengan catatan linier, Mind Map tidak hanya menunjukkan fakta-fakta tetapi juga hubungan antara fakta-fakta tersebut sehingga pemahaman mengenai suatu subyek akan lebih mendalam.

0 komentar:

Posting Komentar